Menikah itu tidak sama dengan berumah tangga.
Ambil contoh kakak seorang teman yang sudah bertahun-tahun menikah dan sampai punya tiga orang anak, masih tinggal berjauhan dengan istrinya.
Di kota yang berbeda, karena alasan pekerjaan.
Mereka menikah.
Mereka belum berumah tangga.
Itu contoh saat saya masih kuliah dulu.
Semoga saat ini kakak teman itu sudah berkumpul dan berumah tangga.
Anyway, years after that...saya juga mengalaminya.
Dulu, tidak terbayang oleh saya. Sedikitpun.
Kalau setelah menikah saya akan berpisah jauh dengan istri, untuk waktu yang lama.
Karena jujur saja, saya bukan orang yang bisa hidup jauh dari pasangan.
Terlalu banyak godaan, terlalu menyiksa, terlalu sepi.
Saya masih ingat perjalanan kami menjelang menikah.
Tentang semua rencana yang disusun, yang tidak semuanya bisa berjalan mulus.
Tentang pertentangan diantara kami, tentang penyelesaiannya.
Tentang semuanya yang harus dilakukan dari jarak jauh.
Mungkin karena terbiasa berjauhan itu, yang menjadikan kami masih bisa bertahan sampai saat ini.
That what makes me become a monthly father for Tegar.
Kami sadar suatu saat nanti, kami pasti berkumpul.
Tapi entah kapan.
Sampai saat itu tiba, sepertinya saya baru akan merasakan nikmatnya menikah.
Bagaimana rasanya berumah tangga ya?
